2014/10/11

Tribute To UTHA LIKUMAHUA "Untuk Apa Lagi"

"UNTUK APA LAGI" mp4: http://youtu.be/bYq-4Vx-2jA.
Lagu ini pernah saya nyanyikan diajang Bahana Suara Pelajar 1 (BSP) tahun 1993. Saat itu saya masih berstatus pelajar kelas 3 SMP Negeri 1 Purbalingga, Jawa Tengah. Saya mewakili Kabupaten Purbalingga untuk mengikuti ajang yang sama tingkat propinsi di Semarang, setelah berhasil menjadi juara 1 tingkat pelajar sekabupaten. Jadi jelas lagu ini sangat berkesan bagi saya karena kenangan lama tersebut. Kenangan masa sekolah yang sangat langka & membahagiakan karena untuk lolos diajang lomba nyanyi yang digagas Mbak Siti Hardianti Rukmana (Putri Presiden Soeharto) melalui program acara televisinya / Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang saat itu baru mengudara, tidaklah mudah dan prestisius bagi pelajar seluruh Indonesia. Saya 2 kali lolos ketingkat propinsi pada tahun 1993 & 1994. Walau dikedua ajang tersebut saya kalah, tapi saya tidaklah kecewa. Justru ajang itu menjadi pengalaman berharga untuk mengasah tekhnik vokal menjadi lebih baik lagi. Terbukti, setelah mengikuti ajang itu, undangan nyanyi berdatangan dari berbagai instansi. 3 tahun berturut-turut saya rutin mengisi acara dipendopo Kabupaten Purbalingga, nyanyi didepan Bapak Bupati & pejabat terkait. Diundang nyanyi diacara-acara sekolah, bazar, ultah, bahkan rumah makan "Pring Sewu" Purwokerto jadi langganan. Restoran yang terletak dikaki Gunung Slamet  tepatnya dikomplek wisata Baturaden itu rutin mengundang saya untuk pentas disana. Wah, pokoknya saat itu saya pernah mencicipi sibuknya jadi artis lokal deh, hehehe...

Oh, iya...jika kembali mengingat jaman itu, saya jadi ingat penyanyi ROSSA & NIA PARAMITHA. Mereka jebolan ajang yang sama dengan saya. Bedanya, mereka mewakili propinsi mereka dan menjadi pemenang tingkat nasional di Jakarta. Lalu dikontrak label terkenal dan hokinya bagus, jadi bisa sukses meraih mimpinya untuk rekaman di Jakarta. Kalau saya mah, jauh panggang dari api, terkenal sebentar dikota sendiri sudah anugerah tak terhingga rasanya. Tapi ada satu keuntungan yang tak terbantahkan, saya menjadi punya banyak teman disetiap kabupaten se-Jawa Tengah. Daniel Christianto mewakili Solo, Bambang Widjanarko mewakili Semarang, Gunawan Setyadi dari Kebumen, Mentari Legawati dari Purworejo, Rini Tomboy dari Blora, Happy Rusdiawati dari Klaten, Ignatius  Dwi Rahardjo dari, ah...saya sampai lupa menyebut satu-persatu asal daerahnya. Mereka adalah teman seperjuangan diajang itu dan sama-sama dikarantina selama seminggu disebuah hotel dekat Simpang 5 Semarang (lupa, ih, nama hotelnya), dan sempat lama menjadi sahabat pena juga, kita kirim-kiriman kabar lewat surat atau kartu post, hehehe...maklum jaman itu belum ada hape apalagi sosmed seperti sekarang. Entah bagaimana kabar mereka sekarang. Satu-satunya teman yang sempat ketemu di facebook cuma Mentari Legawati yang sekarang menetap di Cilegon-Jawa Barat mengikuti suaminya dan sudah mempunyai 2 anak manis. Bahkan Rini Puspita Arum teman duet berasal dari daerah yang sama denganku pun kehilangan jejaknya hingga sekarang. Penyebabnya karena setelah lulus SMA saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan kuliah disana. Tapi dari kabar angin yang saya de gar, dia menikah dengan penyiar radio bernama Alfin yang tak lain sahabat saya sendiri. Selamat deh, buat kalian berdua.

Kembali kesosok Utha Likumahua beliau merupakan salah satu penyanyi papan atas dieranya. Lagu-lagunya yang dinamis seperti "Puncak Asmara" & "Untuk Apa Lagi" serta duet abadinya dengan Trie Utami dilagu "Mungkinkah Terjadi" adalah beberapa lagunya yang pernah sangat hit diera 80-90 an. Suaranya yang khas ditambah nada-nada lagunya yang sulit ditirukan sangat cocok bila dipilih sebagai lagu wajib pria diajang lomba nyanyi. Untungnya buat saya tiap nyanyi lagu beliau kunci nadanya selalu sama, tidak diturunkan atau dinaikkan. Jadi memang sangat pas dengan karakter suara saya. Dan beberapa bulan lalu kebetulan saya diajak teman kesebuah tempat karaoke keluarga setelah sekian lamanya tidak menyanyi. Saking exited saya nyanyikan beberapa lagu lama favorit saya dulu. Salah satunya milik Bung Utha yaitu Untuk Apa Lagi ini. Eh, ternyata dibagian reffrain suara saya masih kuat menjangkau nada tinggi itu. Cuma bedanya, dulu lengkingan suara saya disertai fibra sehingga kedengarannya menggelegar gitu. Tapi sekarang boro-boro punya fibra, asal tidak fals saja sudah untung, hehehe...

Demikian rasa bangga saya pada sosok legendaris Utha Likumahua yang lagu-lagunya cukup enak didengar telinga kendati susah untuk diikuti. Kini Engkau telah pergi, berpulang kepangkuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi sosok & lagu-lagumu tetap dihati. Selamat jalan Sang Maestro, smoga Tuhan menerima semua amal baikmu selama didunia dan memaafkan segala kesalahanmu. Amiiin...

Batam, 12 September 2014
Penulis : Pitoyo Yopieth


Posted via Blogaway

2014/10/07

PUISI UNTUK LELAKI

LUKA LAKI-LAKI

Kamu perempuan yang tak bisa pegang janji
Sore kau bilang iya, malam kau bilang tidak
Aku menunggu dengan paha terbuka,
Mengharap liurmu...
Setetes pun pelit kau beri

By: Gue

PERANG DI SUDUT REMANG

Tak terpandang lagi raut ayumu
Kecipak campak mengaduh terperih ditrotoar basah
Kau ini siapa? Kau sedang apa?
Tarikkan kukumu memelorotkan sarungku
Nyaris bugil kuraih semak menghindar bayangan angin
Tapi dadamu menghimpit sesak nafasku
Bibirmu sekeras kertas tak bertinta
Biadab...!
Aku ini ayahmu? Ayu?
Bukan bajingan malam perampok kehormatan batang gadis
Kudepak tubuh alkoholmu, kau piting lengan leherku
Aku terkunci, mati
Dibawah tubuhmu nafasku membeku
Tak terlawan sudah dara putihku
Kau perkosa aku, ayahmu
Getir liur meranggas rongga otak
Tangisi biadab yg tega membuatmu begitu membenci pria
Kapan ada saat kan ku tebas kebengisannya
Demi kamu aku rela mati dikehinaanku
Ayuku sayang, Ayuku malang

By: Gue

PALSU

Bibir  merekah semerah darah
Membuncit dadamu tergerai rambut remuk printil jagung
Jentikkan jari dipusat bongkahan silikon
Rok mini kulit sembulkan tarikan lemak yang kian kencang
Langkah genit tulalit merayu bujang-bujang tua perlente kawe
Hisap rokoknya, juragan?
Manjamu kedip-kedip munafik
Lalu berangkulan menghilang dibalik semak
Setengah linglung kusapa bapak botak yang telah habis rokoknya
Lunglai lemas mata mendelik
Kernyitnya berbisik curiga "palsu" bisiknya
Dan perempuan jagung itu muncul dengan dada menghilang lupa tak berkutang
"Maaf, salah sambung" ucapku tanpa dadah lagi
Elegi pria-pria bersandiwara wanita, pendusta!

By: Gue


SHOPPING CENTRE

Kamu, yah, kamu, kamu, kamu...
Tanggalkan bajumu dan perlihatkan kemaluanmu
Ada cupang disekujur tubuhmu
Mandi marah mandi darah
Drakula tersesat berlabuh diwajahku
Semalam ini berkeliaran menduyun disudut lampu jalan
Menunggu datangnya rejeki hepi-hepi
Muda lincah rupawan berkipas uang panas
Dibalik deretan sedan mengkilap transaksi berpacu waktu
"Ayo, Bang, keburu pagi nanti diburu bini" desahmu merayu
Mereka terkotak dalam ragu
Yang tak cocok pergi yang ngeklik merapat kesedan goyang
Sebagian tersembunyi dikasur-kasur pesing hotel transit
Hidupkan kegalauan malam mencekam dua sisi hati
Membayar, dibayar, menindih, tertiduri, mengerang, diserang
Mati sudah harga diri

By: Gue



Makasih udah baca puisi-puisi Gue. Dilarang mengkopi & menyebarkannya tanpa seijin Gue. Ijin bisa dilakukan via comment atau add twitter Gue @yopieth_pitoyo, inbox facebook : Pitoyo Yopieth, Pin BB 7eaeb343, Email: pitoyoyopieth013@gmail.com




                        


Posted via Blogaway

2014/09/28

POTRET WISATA BAHARI

Air pasang membuat nelayan pergi melaut...
Karimun Beach pkl 06.30 pagi
Pagi yang torang...
Karimun Beach
Pingin deh nyemplung kelaut
Bangunan mirip kastil bernama Coastal Building
Menyonsong Sunrise
GL (Gloria Beach)
Pagi yang indah
Komplek Coastal Area
Pesisir pantai Karimun
Gloria Beach
Coastal Area dlm Black n White
Kenalin, Gue Yopieth

Mencintai laut berarti mencintai alam. Tiada tempat wisata seindah lautan di Indonesia. Negara kepulauan seperti Indonesia membuat spot-spot wisata bahari negara kita menduduki urutan teratas dunia yang wajib dikunjungi turis mancanegara saking banyak dan bagusnya. Pokoknya keindahannya ruaaarrrr biasaaa...!!! Dan salah satunya digugusan pulau-pulau kecil sepanjang kepulauan Riau ini. Jika dilihat dari laut pulau-pulau itu tampak seperti mengambang begitu saja diair. Tapi kali ini foto yang gue ambil gue fokusin hanya yang ada dipulau Karimun Besar (di peta letaknya antara Batam - Singapura), dengan nama ibukotanya Tanjung Balai Karimun, dan yang diambil dari darat saja. So, selamat menikmati wisata foto hasil jepretan camera smartphone gue ini...#smoga berkenan!

Tanjung Balai Karimun, awal Agustus 2014
Salam to ponakan-ponakan gue : Aglely, Evan, Uki, Echa, dan Rizky di Purwokerto-Jawa Tengah
#Smoga jadi anak-anak yang soleh dan solehah dan berbakti pada orang tua, amin...

Pitoyo Yopieth
Pin BB : 7EAEB343
Facebook : Pitoyo Yopieth
Twitter : @yopieth_pitoyo
Email: pitoyoyopieth013@gmail.com
Blog : http://Nge-lifestyle.com/www.pitoyoyopieth013.blogspot.com


Posted via Blogaway

2014/09/27

BALADA ORANG-ORANG SEPERTIKU

April & Sari
Iqbal & Dini
Rendy

Ini cerita tentang dunia malam, cerita tentang pub, cafe, diskotik, karaoke, dan tentu saja tentang panti pijat. Dan pelakon hidup dikisah ini tidak melulu mereka yang pekerjaannya  berkutat dibidang itu. Sebut saja Rendy, pria 27 tahun berprofesi sbg  Manager Stand sebuah Food Court ini.  Secara jujur dia mengaku diam-diam suka pergi kepanti pijat. Sebulan atau 2 bulan sekali saat dirasa tubuhnya sudah sangat loyo imbas dari pekerjaannya yang mengambil waktu sore hingga malam hari tersebut, mau tidak mau dia harus pandai curi waktu buat relaksasi diri. Memanjakan tubuhnya dengan pijatan-pijatan profesional dari ahlinya, kendati harus mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal dari pijatan orang kampung umumnya. Tapi sepertinya itu tidak jadi soal karena ia sekaligus membeli sebuah gaya hidup didalamnya. Yah, seperti halnya orang ramai-ramai minum kopi dicafe branded, pijatpun tidak melulu harus dikamar sempit lalu tengkurap dikasur. Ruangan massage sekarang mewah dan lengkap seperti kamar pengantin baru. Plus para pemijatnya pun dipajang berderet diruangan kaca dengan tampilan yang menggoda. Kita tinggal tunjuk mau yang mana, lalu sang manager akan membawa orang yang kita tunjuk keruangan yang sudah kita booking. Dan rupanya Rendy tidak sembarang memilih panti pijat. Dia sudah punya tempat favorit dan sudah seperti langganan tetap ditempat tersebut. Sebuah bangunan mungil dekil tampak kotor dan sempit dari luar tapi luas didalam, dan agak menjorok ke gang sehingga papan namanya pun terhalang pilar pintu gerbang adalah pilihannya. Nirwana Massage dengan huruf 'age' mati lampunya sehingga dari jauh terbacanya cuma 'Nirwana Mass' saja. Tapi justru ditulisan yang tak terbaca sempurna itulah letak kekhususannya. Entah sengaja dimatikan atau emang rusak, Nirwana Mass ternyata massage  MFM alias Men For Men, ups! (Dalam bahasa jawa 'Mas' = laki-laki). Kata Rendy, tukang pijatnya disitu seumuran dia, berbadan sekel dan sangat ahli memijat. Ketika aku tanya pijatan apa saja yang bisa mereka lakukan, Rendy bilang all massage. Dari pijat relaksasi, patah tulang, pijat lulur, Thai massage, tantra, hingga pijat plus-plus pun jadi. Tapi untuk yang terakhir tarifnya agak mahal antara 150-300 ribu sekali pijat. Maklum ada service khususnya. Ah, anda pasti sudah dapat menebak lah kemana arahnya. Rendy masih lajang, dan dari sepanjang kami ngobrol tidak tampak sedikitpun kalau dia penyuka sesama jenis. Cara jalannya, bicaranya, semua gerak geriknya cowok tulen, malah terkesan cuek, cuma emang penampilannya rapi, kemeja coklat digulung sesiku, gesper kulit membalut celana blue jeans pudar dengan sepatu kulit warna secoklat kemejanya dan rambutnya yang acakadul tapi stylist. Dan sebelum kami berpisah dipintu masuk, seorang cowok Chinnes tampak melambaikan tangannya pada Rendy dari dalam. Rendy pun kasih kode pamit untuk meninggalkanku. Sebelum aku pergi, samar-samar dari kaca gelap yang terpasang aku melihat ada beberapa cowok muda good looking sedang duduk berderet disofa panjang. Mereka tampak sibuk bercengkrama. Aku jadi bertanya-tanya, apakah Rendy memakai layanan pijat plus-plus? Cuma dia yang tahu, hehehe...

Lain Rendy lain cerita pasangan suami istri Iqbal & Dini. Iqbal berprofesi sebagai tentara yang bertugas disebuah koramil di Tanjung Pinang, sedang istrinya ibu rumah tangga biasa. Mereka mempunyai seorang anak balita yang ditinggal dirumah bersama neneknya. Kedatangan mereka sendiri ke Batam untuk belanja bebek import dari pemasok langganan mereka untuk seorang pamannya yang berjualan bebek goreng di Tanjung Pinang. Dan tiap ke Batam mereka pasti menginap satu malam disebuah hotel milik kolega Iqbal. Namanya hotel 'H' letaknya ada disebuah perbukitan yang rimbun. Hotel H ini punya standar fasilitas bintang 3 dengan karaoke & bar didalamnya. Diskotiknya kecil tapi cukup privat dan nyaman. Pengunjungnya juga tidak penuh sesak seperti diskotik-diskotik di Medan/Jakarta. Kebiasaan mereka pergi kedisko ternyata sudah dilakukan mereka sejak masih pacaran dulu di Medan. Oh, iya, keduanya berasal dari Medan. Lalu aku tanya apa di Tanjung Pinang nggak ada tempat dugem? Dini langsung menyahut cepat, katanya banyak, tapi mereka jaga nama baik mereka dimata tetangga dan lingkungan sekitar. Emang benar sih, saat kami jumpa dilobi hotel sore tadi Dini masih pakai jilbab, begitu masuk bar penampilannya sudah beda. Jadi kalau mereka lagi kangen pingin dugem ya pelariannya ke Batam biar aman. Toh, perginya ke Batam karena ada urusan lain juga, jadi istilahnya sekali mendayung 2 3 pulau terlampaui, atau sekali menyelam minum air  ya? Mana yang cocok lah, hahaha...kata Dini yang mendominask pembicaraan dibanding suaminya yang sepertinya jaim. Tapi dari pengakuan mereka, katanya sih tiap dugem tidak pernah minum atau nginek, apalagi nyabu, haram hukumnya. Masa, sich...???

Cerita yang lain lagi datang dari April dan Sari. Keduanya adalah Waitress  disebuah rumah makan dan keduanya mengaku sama-sama janda beranak satu. Yang membuat mereka kompak antara lain karena sama-sama berasal dari Sumedang Jawa Barat. Urang Sunda, eiy? Mendengar kisah hidup mereka sebenarnya agak trenyuh. April yang agak tomboy gaya jalannya ternyata punya inisial R didepan namanya (kalau di Jawa R itu identik dengan Raden/Roro). Tapi dia menyimpan rapat asal usul darah birunya itu mengingat hidup dan pekerjaannya yang tak sesuai cita-citanya dulu. Datang ke Batam karena  diperbantukan sebagai tenaga pemasaran oleh perusahaan tempatnya kerja di Jakarta, April ternyata kecantol dan menikah sama pria lokal sehingga menetaplah ia di Batam ini. Diusia pernikahan ke-6 nya datang konflik penghasilan yang menyebabkan suaminya pergi meninggalkannya. Maklum saat itu penghasilan April sudah sekelas Asmen. Lalu tinggallah dia dengan anak perempuan semata wayangnya dirumahnya yang dibangun hasil patungan dia dan mantan suaminya itu. Semakin tinggi jabatan semakin besar tanggung jawab semakin besar pula target penjualan. April tidak sanggup menghadapi tekanan itu akhirnya diapun berhenti dari kerjaannya. Dengan pikiran lugu bagaimana mencari uang dengan kerja ringan tapi hasil memuaskan dan hati selalu gembira maka jadilah dia waitress cafe seperti sekarang ini. Menjadi waitress minuman keras kelebihannya uang tipsnya banyak, kalau lagi ramai pengunjung bisa dapat 300 ribu semalam. Apalagi jika mendapat tamu yang royal dan tidak pelit, uang kembalian berapapun selalu masuk kekantong pribadinya. Belum lagi bisa ikut minum dan makan enak gratis dengan tamunya tersebut. Maka April sangat menjaga hubungan baik dengan para pelanggannya tersebut agar mereka tidak beralih ke waitress lain. Sementara Sari tak jauh beda kisahnya dengan April. Kedatangannya ke Batam karena ditipu agen penyalur kerja. Dijanjikan kerja di Malaysia nggak tahunya diwarung makan jawa pinggir jalan. 3 tahun dia jadi pelayan sampai akhirnya dinikahi pemilik warung dan diberkahi seorang anak cowok yang ganteng. Saat usaha warung makannya sedang maju pesat tiba-tiba datang seorang perempuan yang mengaku istri tua suaminya. Terjadilah keributan besar yang intinya suaminya diajak istri tuanya pulang ke Jawa. Dengan sedikit uang pemberian suaminya dan warisan warung makan, Sari mencoba untuk mengelola semuanya sendiri. Tapi ternyata nggak bertahan lama. Setahun kemudian modal habis sehingga usaha warung nasinya gulung tikar. Ada sedikit pencerahan ketika seorang mantan pelayannya mengenalkan dia dengan boss ditempat kerjanya yang baru. Pengusaha bunga papan asal Semarang itu bersimpati dengan nasib Sari dan mau mengajaknya menikah. Tapi proses yang terburu-buru membuat Sari mundur. Sepertinya dia trauma dengan pria asal jawa. Akhirnya sebagai siasat demi mencukupi keperluan hidup anaknya yang semakin besar, Sari banting stir menerima kerja jadi waitress dicafe yang sama dengan April. Dengan pakaian seksi dan harus selalu mengumbar senyum pada tamu-tamunya, Sari menggantungkan hidupnya dari uang tips permalamnya untuk kebutuhan harian sedang gaji bulanan yang tidak seberapa banyak ia tabung untuk masa depan anaknya. Prinsipnya, selama tidak menjual diri ia anggap persenan, uang tips, dan makan & minuman gratis yang ia dapat cuma-cuma dari tamu-tamunya semua adalah halal karena Tuhan yang memberikan jalan itu untuknya. Tapi baik April maupun Sari keduanya mengakui bahwa sekarang mereka sudah mempunyai calon pendamping hidup yang kelak jika berjodoh maunya mereka bisa membawa keduanya keluar dari kehidupan malam yang penuh basa-basi dan godaan syetan itu. Semoga, amiin...

Demikian 3 kisah malam yang tepat selesai kutulis pada pukul 02.33 dini hari ini. Semoga bisa diambil pelajarannya. Intinya apapun hidup Anda sekarang ini jalani saja dengan ikhlas dan terus berdoa. Karena roda itu berputar, tinggal menunggu saja perubahannya. Perputarannya cepat atau lambat serahkan semuanya pada Tuhan Sang Pemberi Kuasa untuk hidup. Tetap yakinlah kelak langit kembali biru untuk kalian.

Tanjung Balai Karimun, 27 September 2014, ketika air laut masih pasang...
Oleh : Pitoyo Yopieth, http://nge-lifestyle.com/pitoyoyopieth013.blogspot.com







Posted via Blogaway

2014/09/24

KISAH SELLY, WAITRESS (BUKAN) DENGAN "TANDA KUTIP"

Berawal dari ketersinggungan Security cafe pada kedatangan 4 orang Sales Promotion Girl (SPG) sebuah produk rokok dan Supervisornya (SP) kedalam cafe tanpa permisi. Rubel bukan marah langsung pada mereka (Dia tahu mereka sudah ada kerjasama dengan pengelola cafe untuk bisa berjualan dicafe), tapi setidaknya mereka punya atitude untuk sekedar menegur atau kalau terlalu berat menegur ya, mengangguk pun merupakan suatu penghargaan bagi si penjaga keamanan cafe karena merasa dihargai keberadaannya. Rubel menumpahkan curhatannya pada seorang waitress yang berjaga tak jauh dari tempatnya berdiri disamping meja yang saya dan teman saya duduki. Sementara ke-4 SPG cantik, tinggi, langsing, berpenampilan seksi tersebut langsung menyebar kesegala arah dan mulai menjajakan rokoknya dari satu meja kemeja lainnya. Sasaran mereka adalah sekumpulan brondong-brondong tajir yang sedang minum-minum dan bersosialisasi dengan sesamanya. Atau sekumpulan suami-suami tanpa istri (istilah mereka Om-om senang) yang sedang hang out bareng rekan sejawatnya. Mereka menghindari kelompok-kelompok itu jika disitu sudah ada Waitress yang sedang melayani dan menemani tamu-tamu tersebut. Mengapa demikian? Entahlah. Mungkin untuk menghindari persaingan penampilan, hehehe. Tapi sepanjang pengamatan saya, para tamu yang ditawari rokok dengan bandrol lebih mahal dari harga pasaran tersebut selalu mau merogoh koceknya untuk membeli. Dan uang kembaliannya ditampik hingga selalu kembali ketangan Si SPG (pasti tu SPG jago ngerayunya, hehehe) Disisi yang lain, Selly, salah satu waitress dengan salah satu merk minuman keras tertulis dipunggungnya tampak hilir mudik mendorong kereta berisi puluhan botol minuman jualannya kemeja yang sudah ditunjuk. Ia begitu kerepotan karena salah satu roda keretanya tampak seret jalannya. Walhasil ia harus sebentar-sebentar meluruskan arahnya. Saya tahu namanya Selly karena dia waitress yang melayani kami juga ketika kami datang tadi. Orangnya cukup ramah dan terbuka. Tidak ada basa basi genit atau tatapan menggoda dari matanya yang bersoftlense coklat itu. Hanya saja karakter suaranya lumayan lantang untuk perempuan secantik dia. Mungkin karena dia asli Medan ya? Penampilannya sendiri cukup seksi. Terusan hijau super mini tanpa lengan, dan tas mungil yang selalu diselempangkannya membuat gerak geriknya cukup lincah. Tingginya standar perempuan kebanyakan, tapi karena bodynya yang langsing dengan kulit putih bersih, membuatnya cukup mencolok dibanding waitress lainnya. Dia juga tampaknya mempunyai langganan tidak sedikit dicafe ini. Oh, iya, cafe tempat saya singgah ini lokasinya ada di Batam, disebuah jalanan sempit tapi cukup ramai tidak jauh dari Nagoya City Mall. Didaerah sini banyak cafe yang menjual minuman keras dengan kadar alkohol agak tinggi tapi masih wajar untuk dikonsumsi umum. Buktinya pihak terkait yang berkompeten menangani peredaran miras ini bergeming saja. Cafe ini sendiri cukup luas tempatnya, dengan konsep setengah terbuka dibagian atapnya, sehingga bila sewaktu-waktu hujan datang seluruh lantainya bisa kebanjiran.Dan pengunjung cafe 88 ini tidak henti-hentinya datang. Biasa, malam mingguan, tanggal muda pula, siapa sih yang tidak ingin pergi ke cafe, untuk makan atau sekedar minum-minum sambil bersosialisasi dengan teman-teman.Tapi biasanya yang memesan makanan adalah mereka yang datangnya beserta keluarga besar mereka. Anak mudanya atau bapak-bapaknya lebih banyak minum-minum saja daripada makan. Apalagi kalau sudah ditemani waitress-waitress cantik berpakaian seksi itu, wah, mereka sepertinya royal saja menghamburkan uangnya untuk membeli gengsi dan kesenangan bersama tersebut. Tepat pukul 9 malam panggung utama yang tadinya gelap mulai memanjakan tamunya dengan sorot lampu warna warninya disertai pertunjukan live music dari salah satu band asal Jakarta (terdengar dari logat & gaya bercelotehnya yang lo-gue banget) membawakan lagu-lagu dari beragam genre musik. Sebagian besarnya reques dari pengunjung. Jadi tak ayal, dari musik hip-hop, R &B, jazz, pop, dangdut hingga musik lokal dengan melayu kentalnya mereka hajar dengan fasih. Satu dua tamu diajaknya naik keatas panggung untuk berduet dengan mereka. Ada 3 vokalis utama, 1 pria 2 wanita dengan suaranya yang boleh juga lah untuk didengar saat orang sedang makan. Sesi pertama penampilan mereka sudah selesai. Jeda sebelum masuk sesi kedua diisi live karaoke oleh masing-masing tamu. Oh iya, disini setiap meja berhak mendapat satu lagu untuk dinyanyikan. Bonus itu mau diambil atau tidak itu terserah si tamu. Lalu tiba-tiba terdengar kegaduhan dari tengah ruangan. Suara dentuman benda jatuh dan pecah disertai jeritan dua perempuan cukup menyita perhatian pengunjung. Aku dan temanku yang juga penasaran ikut melihat apa yang terjadi. Rupanya Selly dan seorang SPG rokok sama-sama bersimpuh dilantai dengan tubuh penuh siraman miras. Selly tampak kesakitan karena kakinya tergores pecahan botol yang jatuh menimpanya. Sedang Si SPG hak sepatunya tampak patah satu karena menabrak/tertabrak kereta minuman Selly. Rubel datang untuk menengahi, disusul manager stand Mbak Merry dan supervisor SPG yang berlarian dari arah meja bartender . Mbak Merry minta keterangan dari kedua belah pihak, tapi karena masih emosi keduanya sama-sama tak mau disalahkan dan bertahan dengan kesaksian masing-masing. Mengingat situasi dan kondisi dan takut mengganggu kenyamanan pengunjung, semua permasalahan dianggap selesai saat itu juga dengan tidak saling menyalahkan satu sama lain. Rubel memapah Selly kebelakang cafe, sementara OB membersihkan pecahan botol miras yang berserakan dilantai. Saya pikir insiden tadi benar-benar sudah clear. Saat kami pulang dimenit pertama sesi kedua live music berlangsung, kami mendapati Selly sedang ribut-ribut dengan SPG tadi ditempat parkir. Cuma ada mereka berdua disitu. Selly menuntut ganti rugi pribadi untuk luka-luka ditubuhnya, sementara Si SPG sepertinya keberatan dan melimpahkan semua tanggunjawabnya pada SPnya. "Mbak, saya udah minta maaf loh sama Embak berkali-kali, tapi soal ganti rugi itu nanti urusan SP saya dengan manager Embak. Saya disini cuma kerja, Mbak." "Saya juga kerja! Situ gak ngerti kalo minuman pecah itu tanggung jawab waitress untuk menggantinya. Gaji saya dipotong sepihak. Kalo cuma sebotol okaylah, tapi ini yang pecah 3 botol! Habis dong uang saya! Mana uang tips juga belum dapat, baju basah, kaki luka siapa coba yang tanggung pengobatannya?! Ya saya sendiri lah! "Gini aja, Mbak, nih saya ada uang hasil jualan rokok tadi, gak seberapa, tapi itu bentuk tanggung jawab saya sama Embak. Lebih dari ini saya nggak ada lagi, Mbak. Sumpah!" Selly merebut uang itu dari tangan SPG yang tampaknya ketakutan melihat amarah perempuan Batak itu. Buktinya ia buru-buru lari meninggalkan Selly yang telah merasa menang perang. Selly tersenyum pada kami dan menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi. Ia merasa itu memang salah dia. Terburu-buru mengejar target penjualan agar mendapat komisi dan gaji sesuai yang diinginkan. Kereta yang Ia dorong tidak sengaja menabrak kaki si SPG hingga membuatnya reflek mundur dan balik badan. Tapi karena terbentur kursi-kursi langkahnya jadi tak seimbang menopang berat tubuhnya sendiri. Terlebih ia pakai high heell. Sehingga ia terjatuh tepat diatas botol-botol itu. Selly yang mencoba menahan sekuat tenaga malah ikut tertimpa badan si SPG. Tapi dasar Selly, ia tidak mau menyerah begitu saja pada keadaan. Walaupun ia waitress miras yang dituntut selalu berpakaian seksi dan bermanis-manis dalam melayani pelanggan, tapi ternyata ia adalah seorang ibu dari anak perempuan semata wayangnya yang karena kebutuhan ekonomi yang mendesak terpaksa bekerja sebagai waitress seksi dicafe setelah 2 tahun ditinggal pergi suaminya. Suaminya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan laut. Suami yang sangat dicintainya. Kendati ia sekarang sudah punya pacar baru, tapi sepertinya ia belum sepenuhnya move on. Apalagi kekasihnya seorang brondong yang usianya terpaut jauh darinya. Untuk masa depannya kelak, ia tidak ingin asal pilih. Apalagi ia sudah memiliki anak. Cuma sampai kapan ia akan terus menunggu? Usianya sekarang sudah 32 tahun. Dan Selly menceritakan kisahnya selama dalam perjalanan dari cafe, klinik pengobatan, dan ketempat kosnya dimobil kami. Tidak mudah membujuk dia untuk ikut. Dengan satu syarat kami tak boleh melakukan apapun kecuali benar-benar murni menolong mengantarnya pulang sampai rumah. Dan kami berpegang pada janji itu. Karena Selly memang bukan jenis Waitress dengan "tanda kutip".

Batam, 25 September 2014
(Sedang musim penghujan)


Posted via Blogaway

2014/09/14

JANGAN PULANG SEBELUM OD

Judul diatas adalah sebuah KLU yang diteriakkan oleh MC diatas panggung kepada pengunjung yang membludag diarea Food Court F1 dengan puluhan botol miras tersusun rapi diatas meja-meja bulat sebagai tanda dimulainya pengundian lucky draw sesion kedua pertengahan tahun 2014 ini. Disela-sela pengundian hadiah yang terdiri dari smartphone, kulkas, tv layar datar hingga 2 buah sepeda motor sebagai hadiah utamanya, para waitress muda nan cantik-cantik itu berkeliling dari satu meja kemeja lainnya menawarkan botol-botol miras keluaran terbaru dengan stelan biru putihnya yang seksi dan mini dengan gayanya yang over manja. 20 Waitress itu didatangkan khusus dari Batam untuk mengimbangi jumlah tamu yang ada karena waitress tetap food court jumlahnya sedikit. Ada 3 model waitress yang ada ditempat makan umum ini dimana masing-masing dari mereka memegang satu merk miras yang harus mereka jajakan. Diantaranya yang berbaju hijau untuk miras berbotol hijau, yang berbaju merah kombinasi putih untuk jenis miras kaleng, dan yang biru putih untuk miras utama yang sedang dipromosikan besar-besaran dengan iming-iming beragam hadiah menggiurkan tersebut. Beberapa artis lokal yang cukup terkenal didaerahnya seperti Xin Xiu dari kota Tanjung Pinang, Yuri dari Batam, plus seorang artis dari Singapura bernama Fang Fang menyemarakan suasana pesta miras itu dengan lagu-lagu mandarinnya (atau hokian, ya? Ditelinga saya rasanya kedua bahasa itu sama). Mereka tidak cuma menyanyi, tapi juga turun panggung mendatangi tamu-tamu yang saingan mengacung-acungkan amlop merah berisi uang (angpao) atau istilah sundanya saweran, dengan gaya yang centil, berani, tapi menghibur. Pelukan, rabaan, dan remasan pun mendarat ditubuhnya yang putih bersih tanpa bisa ditampik lagi dari pria-pria pemberi sawer tersebut. Bahkan dia harus mau ikut minum jika pemberi sawernya besar. Dan setiap si artis berhasil meneguk satu gelas mungil minumannya, tepuk tangan pengunjungpun membahana. Ckckckckc...! (Ini masih di Indonesia apa bukan, sich?)

Ada juga lomba minum miras langsung dari botolnya. Siapa yang paling cepat habis tanpa ada  jeda dialah pemenangnya. Dari 5 orang yang naik keatas panggung, satu-satunya peserta wanitalah yang berhasil mengumpulkan waktu tercepat dan berhak atas sebuah smartphone merk branded. Selagi acara pengundian berlangsung, kesibukan lain datang dari para pengelola stand yang tampaknya kerepotan melayani lonjakan pesanan. Bau aroma masakan dengan kompor gas yang menyala-nyala tajam (maklum angin cukup kencang berhembus) seakan menambah gairah pengusaha kuliner yang malam itu mencapai omzet penjualan 2 hingga 3 kali lipat dari hari biasa. Pokoknya semua orang merasa diuntungkan dengan adanya acara itu. Termasuk gerai bebek goreng yang sampai kehabisan stok bebeknya hingga terpaksa tutup lebih cepat dari stand lainnya. Tapi ada juga yang celaka karena menginjak pecahan beling dari botol miras yang berserakan dibawah meja pengunjung sehingga harus dipapah keluar area food court. Untung para security dibantu 6 orang polisi yang berjaga dipintu utama segera bertindak. Sehingga situasi tetap terkendali hingga acara selesai pada pukul 2 pagi.

Semua senang, semua menang, tapi tidak semua pulang dalam keadaan teler. Masih ada orang-orang beradab yang tidak tergiur mencicipi barang haram tersebut. Dan biasanya orang seperti itu punya prinsip dan keimanan yang jelas. Mereka cukup melihat, menikmati suasananya, sambil (mungkin) mengelus dada. Ini Karimun, masih dinegara kesatuan Republik Indonesia, tapi perilaku sebagian masyarakatnya seperti diluar negeri saja. Miras import, dengan berapapun kandungan alkoholnya, tetap saja miras yang jika over dosis meminumnya, bisa membahayakan keselamatan manusia. So, kendalikan diri, jangan kelewat batas menyikapi segala sesuatunya, karena kesehatan tetap yang utama. SEGERA PULANG SEBELUM OD.*****

NB:
Artikel mendatang akan mengupas kehidupan para Waitress.
So, tetap setia diblog ini, ya?
Http://nge-lifestyle.com/www.pitoyoyopieth013.blogspot.com


Posted via Blogaway