2014/10/11

Tribute To UTHA LIKUMAHUA "Untuk Apa Lagi"

"UNTUK APA LAGI" mp4: http://youtu.be/bYq-4Vx-2jA.
Lagu ini pernah saya nyanyikan diajang Bahana Suara Pelajar 1 (BSP) tahun 1993. Saat itu saya masih berstatus pelajar kelas 3 SMP Negeri 1 Purbalingga, Jawa Tengah. Saya mewakili Kabupaten Purbalingga untuk mengikuti ajang yang sama tingkat propinsi di Semarang, setelah berhasil menjadi juara 1 tingkat pelajar sekabupaten. Jadi jelas lagu ini sangat berkesan bagi saya karena kenangan lama tersebut. Kenangan masa sekolah yang sangat langka & membahagiakan karena untuk lolos diajang lomba nyanyi yang digagas Mbak Siti Hardianti Rukmana (Putri Presiden Soeharto) melalui program acara televisinya / Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang saat itu baru mengudara, tidaklah mudah dan prestisius bagi pelajar seluruh Indonesia. Saya 2 kali lolos ketingkat propinsi pada tahun 1993 & 1994. Walau dikedua ajang tersebut saya kalah, tapi saya tidaklah kecewa. Justru ajang itu menjadi pengalaman berharga untuk mengasah tekhnik vokal menjadi lebih baik lagi. Terbukti, setelah mengikuti ajang itu, undangan nyanyi berdatangan dari berbagai instansi. 3 tahun berturut-turut saya rutin mengisi acara dipendopo Kabupaten Purbalingga, nyanyi didepan Bapak Bupati & pejabat terkait. Diundang nyanyi diacara-acara sekolah, bazar, ultah, bahkan rumah makan "Pring Sewu" Purwokerto jadi langganan. Restoran yang terletak dikaki Gunung Slamet  tepatnya dikomplek wisata Baturaden itu rutin mengundang saya untuk pentas disana. Wah, pokoknya saat itu saya pernah mencicipi sibuknya jadi artis lokal deh, hehehe...

Oh, iya...jika kembali mengingat jaman itu, saya jadi ingat penyanyi ROSSA & NIA PARAMITHA. Mereka jebolan ajang yang sama dengan saya. Bedanya, mereka mewakili propinsi mereka dan menjadi pemenang tingkat nasional di Jakarta. Lalu dikontrak label terkenal dan hokinya bagus, jadi bisa sukses meraih mimpinya untuk rekaman di Jakarta. Kalau saya mah, jauh panggang dari api, terkenal sebentar dikota sendiri sudah anugerah tak terhingga rasanya. Tapi ada satu keuntungan yang tak terbantahkan, saya menjadi punya banyak teman disetiap kabupaten se-Jawa Tengah. Daniel Christianto mewakili Solo, Bambang Widjanarko mewakili Semarang, Gunawan Setyadi dari Kebumen, Mentari Legawati dari Purworejo, Rini Tomboy dari Blora, Happy Rusdiawati dari Klaten, Ignatius  Dwi Rahardjo dari, ah...saya sampai lupa menyebut satu-persatu asal daerahnya. Mereka adalah teman seperjuangan diajang itu dan sama-sama dikarantina selama seminggu disebuah hotel dekat Simpang 5 Semarang (lupa, ih, nama hotelnya), dan sempat lama menjadi sahabat pena juga, kita kirim-kiriman kabar lewat surat atau kartu post, hehehe...maklum jaman itu belum ada hape apalagi sosmed seperti sekarang. Entah bagaimana kabar mereka sekarang. Satu-satunya teman yang sempat ketemu di facebook cuma Mentari Legawati yang sekarang menetap di Cilegon-Jawa Barat mengikuti suaminya dan sudah mempunyai 2 anak manis. Bahkan Rini Puspita Arum teman duet berasal dari daerah yang sama denganku pun kehilangan jejaknya hingga sekarang. Penyebabnya karena setelah lulus SMA saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan kuliah disana. Tapi dari kabar angin yang saya de gar, dia menikah dengan penyiar radio bernama Alfin yang tak lain sahabat saya sendiri. Selamat deh, buat kalian berdua.

Kembali kesosok Utha Likumahua beliau merupakan salah satu penyanyi papan atas dieranya. Lagu-lagunya yang dinamis seperti "Puncak Asmara" & "Untuk Apa Lagi" serta duet abadinya dengan Trie Utami dilagu "Mungkinkah Terjadi" adalah beberapa lagunya yang pernah sangat hit diera 80-90 an. Suaranya yang khas ditambah nada-nada lagunya yang sulit ditirukan sangat cocok bila dipilih sebagai lagu wajib pria diajang lomba nyanyi. Untungnya buat saya tiap nyanyi lagu beliau kunci nadanya selalu sama, tidak diturunkan atau dinaikkan. Jadi memang sangat pas dengan karakter suara saya. Dan beberapa bulan lalu kebetulan saya diajak teman kesebuah tempat karaoke keluarga setelah sekian lamanya tidak menyanyi. Saking exited saya nyanyikan beberapa lagu lama favorit saya dulu. Salah satunya milik Bung Utha yaitu Untuk Apa Lagi ini. Eh, ternyata dibagian reffrain suara saya masih kuat menjangkau nada tinggi itu. Cuma bedanya, dulu lengkingan suara saya disertai fibra sehingga kedengarannya menggelegar gitu. Tapi sekarang boro-boro punya fibra, asal tidak fals saja sudah untung, hehehe...

Demikian rasa bangga saya pada sosok legendaris Utha Likumahua yang lagu-lagunya cukup enak didengar telinga kendati susah untuk diikuti. Kini Engkau telah pergi, berpulang kepangkuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi sosok & lagu-lagumu tetap dihati. Selamat jalan Sang Maestro, smoga Tuhan menerima semua amal baikmu selama didunia dan memaafkan segala kesalahanmu. Amiiin...

Batam, 12 September 2014
Penulis : Pitoyo Yopieth


Posted via Blogaway

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan comment jika Anda berkenan dengan artikel diblog ini. Masukan dan kritik Anda sangat berarti bagi kelangsungan blog. Pembaharuan dari segala sisi akan terus kami benahi. Terimakasih...