2014/10/07

PUISI UNTUK LELAKI

LUKA LAKI-LAKI

Kamu perempuan yang tak bisa pegang janji
Sore kau bilang iya, malam kau bilang tidak
Aku menunggu dengan paha terbuka,
Mengharap liurmu...
Setetes pun pelit kau beri

By: Gue

PERANG DI SUDUT REMANG

Tak terpandang lagi raut ayumu
Kecipak campak mengaduh terperih ditrotoar basah
Kau ini siapa? Kau sedang apa?
Tarikkan kukumu memelorotkan sarungku
Nyaris bugil kuraih semak menghindar bayangan angin
Tapi dadamu menghimpit sesak nafasku
Bibirmu sekeras kertas tak bertinta
Biadab...!
Aku ini ayahmu? Ayu?
Bukan bajingan malam perampok kehormatan batang gadis
Kudepak tubuh alkoholmu, kau piting lengan leherku
Aku terkunci, mati
Dibawah tubuhmu nafasku membeku
Tak terlawan sudah dara putihku
Kau perkosa aku, ayahmu
Getir liur meranggas rongga otak
Tangisi biadab yg tega membuatmu begitu membenci pria
Kapan ada saat kan ku tebas kebengisannya
Demi kamu aku rela mati dikehinaanku
Ayuku sayang, Ayuku malang

By: Gue

PALSU

Bibir  merekah semerah darah
Membuncit dadamu tergerai rambut remuk printil jagung
Jentikkan jari dipusat bongkahan silikon
Rok mini kulit sembulkan tarikan lemak yang kian kencang
Langkah genit tulalit merayu bujang-bujang tua perlente kawe
Hisap rokoknya, juragan?
Manjamu kedip-kedip munafik
Lalu berangkulan menghilang dibalik semak
Setengah linglung kusapa bapak botak yang telah habis rokoknya
Lunglai lemas mata mendelik
Kernyitnya berbisik curiga "palsu" bisiknya
Dan perempuan jagung itu muncul dengan dada menghilang lupa tak berkutang
"Maaf, salah sambung" ucapku tanpa dadah lagi
Elegi pria-pria bersandiwara wanita, pendusta!

By: Gue


SHOPPING CENTRE

Kamu, yah, kamu, kamu, kamu...
Tanggalkan bajumu dan perlihatkan kemaluanmu
Ada cupang disekujur tubuhmu
Mandi marah mandi darah
Drakula tersesat berlabuh diwajahku
Semalam ini berkeliaran menduyun disudut lampu jalan
Menunggu datangnya rejeki hepi-hepi
Muda lincah rupawan berkipas uang panas
Dibalik deretan sedan mengkilap transaksi berpacu waktu
"Ayo, Bang, keburu pagi nanti diburu bini" desahmu merayu
Mereka terkotak dalam ragu
Yang tak cocok pergi yang ngeklik merapat kesedan goyang
Sebagian tersembunyi dikasur-kasur pesing hotel transit
Hidupkan kegalauan malam mencekam dua sisi hati
Membayar, dibayar, menindih, tertiduri, mengerang, diserang
Mati sudah harga diri

By: Gue



Makasih udah baca puisi-puisi Gue. Dilarang mengkopi & menyebarkannya tanpa seijin Gue. Ijin bisa dilakukan via comment atau add twitter Gue @yopieth_pitoyo, inbox facebook : Pitoyo Yopieth, Pin BB 7eaeb343, Email: pitoyoyopieth013@gmail.com




                        


Posted via Blogaway

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan comment jika Anda berkenan dengan artikel diblog ini. Masukan dan kritik Anda sangat berarti bagi kelangsungan blog. Pembaharuan dari segala sisi akan terus kami benahi. Terimakasih...